
Mohon maaf, untuk saat ini data belum tersedia...

Mohon maaf, untuk saat ini data belum tersedia...
Hari ini | : | 100 |
Kemarin | : | 121 |
Total | : | 20.697 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 216.73.216.44 |
Browser | : | Mozilla 5.0 |
Info
Sejak awal penciptaan manusia, kita semua selalu hidup berdampingan dengan hewan. Bagi manusia, hewan berperan sebagai sumber pangan, transportasi, sarana edukasi, dan sebagai peliharaan kesayangan. Meskipun memiliki banyak manfaat, hewan dapat menularkan penyakit yang dapat disebarkan kepada manusia. Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya dapat disebut penyakit zoonosis.
Zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Berdasarkan tipe agen penyakitnya, zoonosis dibagi menjadi zoonosis bakterial, zoonosis mikotik, zoonosis viral, dan zoonosis parasitik. Zoonosis bakterial merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, zoonosis miktoik merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh jamur, zoonosis viral merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus, dan zoonosis parasitik merupakan zoonosis yang disebabkan oleh parasit. Penyakit-penyakit zoonosis yang umum dikenal masyarakat diantaranya meliputi rabies, flu burung, toxoplasmosis, dan yang baru-baru ini terkenal adalah cacar monyet/monkey pox.
Penyakit zoonosis umumnya menular melalui feses, urin, air liur, darah, dan susu dari sumber sumber berikut,
1. Incidental host
Hospes (inang) yang secara kebetulan terinfeksi penyakit, tetapi sumber penyakit tidak menyelesaikan siklus hidupnya secara normal di inang ini. Biasanya, bukan inang alami dari sumber penyakit.
2. Link host
Hopes (inang) yang berperan penting dalam penyebaran penyakit dari inang satu ke inang yang lain.
3. Amplifier host
Hospes (inang) yang dapat memperbanyak jumlah sumber infeksi di dalam tubuhnya dan menjadi sumber utama penyebaran penyakit.
Arah penularan zoonosis juga bermacam-macam. Jenis arah penularan zoonosis adalah sebagai berikut,
1. Anthropozoonosis
Jenis zoonosis ketika hewan vertebrata menularkan penyakit zoonosis kepada manusia dan sesama hewan veterbrata lainnya. Contohnya adalah brucellosis dan rabies.
2. Zooanthroponosis
Jenis zoonosis ketika manusia menularkan penyakit zoonosis kepada hewan vertebrata dan sesama manusia. Contohnya adalah difteri dan amebiasis.
3. Amphixenosis
Jenis zoonosis ketika manusia dan hewan vertebrata dapat menularkan penyakit zoonosis ke sesama manusia lain dan hewan vertebrata lain. Contohnya adalah staphyloccocis dan streptococcis.
Daerah pemukiman yang dekat dengan sungai, serta terdapat kandang ternak yang berdekatan dapat memicu penyebaran zoonosis. Penyakit zoonosis dapat menyebar melalui nyamuk ataupun lalat yang menyukai daerah dekat air ataupun daerah yang lembap. Zoonosis yang ditularkan oleh vektor seperti lalat atau nyamuk disebut dengan vector borne zoonoses. Distribusi geografis infeksi zoonosis yang ditularkan melalui vektor berkaitan erat dengan distribusi dan perkembangbiakan vektornya. Nyamuk dan lalat merupakan vektor yang paling umum di daerah tropis. Contoh vector borne zoonoses yang paling banyak menyerang manusia adalah malaria.
Daerah sungai juga dapat menjadi daerah rawan zoonosis karena terdapat mikroorganisme patogen yang hidup di sungai seperti E.coli dan Salmonella. Zoonosis dapat menular melalui agen infeksius seperti vektor, air yang terkontaminasi, ataupun hewan yang terinfeksi. Sungai akan menjadi tempat yang rentan untuk menularkan penyakit zoonosis jika masyarakatnya sangat bergantung terhadap sungai itu sendiri, misalnya airnya digunakan untuk air minum ataupun digunakan sebagai spot memancing. Jika kebersihan sungai tidak diperhatikan maka akan mudah menimbulkan penyakit untuk masyarakat.
Makhluk hidup yang berperan di dalam ekosistem sawah (Sievers dkk., 2024).
Di dalam ekosistem sawah, terdapat beberapa hewan yang berperan. Hewan seperti tikus, kelelawar, serangga, dan hewan yang digembalakan seperti domba, sapi, kambing memiliki risiko untuk menularkan penyakit zoonosis. Kelelawar, terutama kelelawar buah berfungsi sebagai pengendali populasi serangga di sawah dan menjaga keseimbangan alam melalui penyerbukan (polinasi) dan menyediakan sumber nutrisi bagi tumbuhan dan hewan di tanah. Namun, pertumbuhan populasi manusia dan kelelawar yang tumpang tindih meningkatkan potensi munculnya penyakit zoonosis dari kelelawar. Kedekatan kelelawar dengan manusia dan hewan penghuni sawah, ditambah dengan meningkatnya keberadaan mereka di sawah, meningkatkan risiko penularan zoonosis, sehingga penting untuk mengawasi populasi kelelawar terhadap penyakit menular yang baru muncul (Sievers dkk., 2024). Penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari kelelawar contohnya yaitu rabies, penyakit infeksi saluran pernapasan, lyssavirus, dan coronavirus.
Selain kelelawar, hewan yang banyak dijumpai di sawah adalah tikus. Habitat tikus sering ditemukan di permukaan tanah dan di sawah, saat musim hujan maka habitat tikus akan terganggu sehingga meningkatkan penyebaran penyakit leptospirosis. Penyakit leptospirosis dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui air yang terkontaminasi oleh feses dan urin tikus yang terinfeksi bakteri leptospira, menyebabkan penyakit pada manusia. Selain leptospirosis, penyakit hantavirus dapat menginfeksi manusia melalui inhalasi virus aerosol dari kotoran hewan pengerat seperti tikus. Infeksi hantavirus pada manusia dapat menimbulkan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS) dan sindrom kardiopulmoner hantavirus (HFS) Karena ada banyak sumber makanan yang ditemukan di sawah, feses hewan pengerat juga berpotensi mencemari sumber makanan. Meskipun belum pernah dilaporkan penyakit menular dari tikus ke manusia di desa pondok, jumlah tikus yang banyak di sawah meningkatkan risiko penyakit zoonosis terkait hewan pengerat terutama tikus di masa mendatang.
Resiko penyebaran penyakit zoonosis dapat meningkat berdasarkan lingkungannya. Berikut merupakan penyajian peta persebaran daerah di desa pondok untuk analisis risiko zoonosis.
Zooonosis merupakan penyakit yang dapat menular antara hewan dan manusia, baik secara langsung maupun melalui perantara seperti air, vektor, atau lingkungan yang terkontaminasi. Zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai agen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Penularan zoonosis dipengaruhi oleh interaksi manusia dengan hewan dan lingkungannya. Di Desa Pondok, daerah yang berdekatan dengan sungai dan sawah berpotensi menjadi kawasan rawan zoonosis. Lingkungan dekat sungai berisiko karena menjadi habitat vektor seperti nyamuk dan lalat serta dapat terkontaminasi mikroorganisme patogen. Sementara itu, ekosistem sawah mendukung keberadaan hewan seperti kelelawar dan tikus yang berperan dalam penyebaran penyakit zoonosis, seperti rabies, leptospirosis, dan hantavirus. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya zoonosis dan menjaga kebersihan lingkungan.
Referensi
Sievers, B. L., Hyder, S., Claes, F., & Karlsson, E. A. (2024). Ingrained: Rice farming and the risk of zoonotic spillover, examples from Cambodia. One Health, 18, 100696.
Penulis: Nedya Ardhania Tim KKN-PPM UGM 2025
Hubungi Aparatur Desa Untuk mendapatkan PIN
Total Populasi Desa Pondok
1244 1244
1234 2478
2478
TOTAL : 2478 ORANG
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Alamat | : | Jl.Raya Karanganom-Polanharjo km.05 Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kab, Klaten |
Desa | : | Pondok |
Kecamatan | : | Karanganom |
Kabupaten | : | Klaten |
Kodepos | : | 57475 |
Anggaran | : | Rp 2.036.087.166,00 |
Realisasi | : | RP 1.004.376.985,00 |
49.33%
Anggaran | : | Rp 2.053.853.107,00 |
Realisasi | : | RP 2.036.557.723,00 |
99.16%
Anggaran | : | Rp 17.765.941,00 |
Realisasi | : | RP 17.765.941,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 56.260.000,00 |
Realisasi | : | RP 56.260.000,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 1.037.775.000,00 |
Realisasi | : | RP 1.037.775,00 |
0.1%
Anggaran | : | Rp 29.196.698,00 |
Realisasi | : | RP 36.242.006,00 |
124.13%
Anggaran | : | Rp 306.855.468,00 |
Realisasi | : | RP 304.609.812,00 |
99.27%
Anggaran | : | Rp 205.000.000,00 |
Realisasi | : | RP 205.000.000,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 400.000.000,00 |
Realisasi | : | RP 400.000.000,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 1.000.000,00 |
Realisasi | : | RP 1.227.392,00 |
122.74%
Anggaran | : | Rp 436.890.007,00 |
Realisasi | : | RP 432.118.723,00 |
98.91%
Anggaran | : | Rp 1.456.063.000,00 |
Realisasi | : | RP 1.453.539.000,00 |
99.83%
Anggaran | : | Rp 3.000.000,00 |
Realisasi | : | RP 3.000.000,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 43.500.000,00 |
Realisasi | : | RP 43.500.000,00 |
100%
Anggaran | : | Rp 114.400.100,00 |
Realisasi | : | RP 104.400.000,00 |
91.26%
Sejak awal penciptaan manusia, kita semua selalu hidup berdampingan dengan hewan. Bagi manusia, hewan berperan sebagai sumber pangan, transportasi, sarana edukasi, dan sebagai peliharaan kesayangan. Meskipun memiliki banyak manfaat, hewan dapat menularkan penyakit yang dapat disebarkan kepada manusia. Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya dapat disebut penyakit zoonosis.
Zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Berdasarkan tipe agen penyakitnya, zoonosis dibagi menjadi zoonosis bakterial, zoonosis mikotik, zoonosis viral, dan zoonosis parasitik. Zoonosis bakterial merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, zoonosis miktoik merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh jamur, zoonosis viral merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus, dan zoonosis parasitik merupakan zoonosis yang disebabkan oleh parasit. Penyakit-penyakit zoonosis yang umum dikenal masyarakat diantaranya meliputi rabies, flu burung, toxoplasmosis, dan yang baru-baru ini terkenal adalah cacar monyet/monkey pox.
Penyakit zoonosis umumnya menular melalui feses, urin, air liur, darah, dan susu dari sumber sumber berikut,
1. Incidental host
Hospes (inang) yang secara kebetulan terinfeksi penyakit, tetapi sumber penyakit tidak menyelesaikan siklus hidupnya secara normal di inang ini. Biasanya, bukan inang alami dari sumber penyakit.
2. Link host
Hopes (inang) yang berperan penting dalam penyebaran penyakit dari inang satu ke inang yang lain.
3. Amplifier host
Hospes (inang) yang dapat memperbanyak jumlah sumber infeksi di dalam tubuhnya dan menjadi sumber utama penyebaran penyakit.
Arah penularan zoonosis juga bermacam-macam. Jenis arah penularan zoonosis adalah sebagai berikut,
1. Anthropozoonosis
Jenis zoonosis ketika hewan vertebrata menularkan penyakit zoonosis kepada manusia dan sesama hewan veterbrata lainnya. Contohnya adalah brucellosis dan rabies.
2. Zooanthroponosis
Jenis zoonosis ketika manusia menularkan penyakit zoonosis kepada hewan vertebrata dan sesama manusia. Contohnya adalah difteri dan amebiasis.
3. Amphixenosis
Jenis zoonosis ketika manusia dan hewan vertebrata dapat menularkan penyakit zoonosis ke sesama manusia lain dan hewan vertebrata lain. Contohnya adalah staphyloccocis dan streptococcis.
Daerah pemukiman yang dekat dengan sungai, serta terdapat kandang ternak yang berdekatan dapat memicu penyebaran zoonosis. Penyakit zoonosis dapat menyebar melalui nyamuk ataupun lalat yang menyukai daerah dekat air ataupun daerah yang lembap. Zoonosis yang ditularkan oleh vektor seperti lalat atau nyamuk disebut dengan vector borne zoonoses. Distribusi geografis infeksi zoonosis yang ditularkan melalui vektor berkaitan erat dengan distribusi dan perkembangbiakan vektornya. Nyamuk dan lalat merupakan vektor yang paling umum di daerah tropis. Contoh vector borne zoonoses yang paling banyak menyerang manusia adalah malaria.
Daerah sungai juga dapat menjadi daerah rawan zoonosis karena terdapat mikroorganisme patogen yang hidup di sungai seperti E.coli dan Salmonella. Zoonosis dapat menular melalui agen infeksius seperti vektor, air yang terkontaminasi, ataupun hewan yang terinfeksi. Sungai akan menjadi tempat yang rentan untuk menularkan penyakit zoonosis jika masyarakatnya sangat bergantung terhadap sungai itu sendiri, misalnya airnya digunakan untuk air minum ataupun digunakan sebagai spot memancing. Jika kebersihan sungai tidak diperhatikan maka akan mudah menimbulkan penyakit untuk masyarakat.
Makhluk hidup yang berperan di dalam ekosistem sawah (Sievers dkk., 2024).
Di dalam ekosistem sawah, terdapat beberapa hewan yang berperan. Hewan seperti tikus, kelelawar, serangga, dan hewan yang digembalakan seperti domba, sapi, kambing memiliki risiko untuk menularkan penyakit zoonosis. Kelelawar, terutama kelelawar buah berfungsi sebagai pengendali populasi serangga di sawah dan menjaga keseimbangan alam melalui penyerbukan (polinasi) dan menyediakan sumber nutrisi bagi tumbuhan dan hewan di tanah. Namun, pertumbuhan populasi manusia dan kelelawar yang tumpang tindih meningkatkan potensi munculnya penyakit zoonosis dari kelelawar. Kedekatan kelelawar dengan manusia dan hewan penghuni sawah, ditambah dengan meningkatnya keberadaan mereka di sawah, meningkatkan risiko penularan zoonosis, sehingga penting untuk mengawasi populasi kelelawar terhadap penyakit menular yang baru muncul (Sievers dkk., 2024). Penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari kelelawar contohnya yaitu rabies, penyakit infeksi saluran pernapasan, lyssavirus, dan coronavirus.
Selain kelelawar, hewan yang banyak dijumpai di sawah adalah tikus. Habitat tikus sering ditemukan di permukaan tanah dan di sawah, saat musim hujan maka habitat tikus akan terganggu sehingga meningkatkan penyebaran penyakit leptospirosis. Penyakit leptospirosis dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui air yang terkontaminasi oleh feses dan urin tikus yang terinfeksi bakteri leptospira, menyebabkan penyakit pada manusia. Selain leptospirosis, penyakit hantavirus dapat menginfeksi manusia melalui inhalasi virus aerosol dari kotoran hewan pengerat seperti tikus. Infeksi hantavirus pada manusia dapat menimbulkan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS) dan sindrom kardiopulmoner hantavirus (HFS) Karena ada banyak sumber makanan yang ditemukan di sawah, feses hewan pengerat juga berpotensi mencemari sumber makanan. Meskipun belum pernah dilaporkan penyakit menular dari tikus ke manusia di desa pondok, jumlah tikus yang banyak di sawah meningkatkan risiko penyakit zoonosis terkait hewan pengerat terutama tikus di masa mendatang.
Resiko penyebaran penyakit zoonosis dapat meningkat berdasarkan lingkungannya. Berikut merupakan penyajian peta persebaran daerah di desa pondok untuk analisis risiko zoonosis.
Zooonosis merupakan penyakit yang dapat menular antara hewan dan manusia, baik secara langsung maupun melalui perantara seperti air, vektor, atau lingkungan yang terkontaminasi. Zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai agen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Penularan zoonosis dipengaruhi oleh interaksi manusia dengan hewan dan lingkungannya. Di Desa Pondok, daerah yang berdekatan dengan sungai dan sawah berpotensi menjadi kawasan rawan zoonosis. Lingkungan dekat sungai berisiko karena menjadi habitat vektor seperti nyamuk dan lalat serta dapat terkontaminasi mikroorganisme patogen. Sementara itu, ekosistem sawah mendukung keberadaan hewan seperti kelelawar dan tikus yang berperan dalam penyebaran penyakit zoonosis, seperti rabies, leptospirosis, dan hantavirus. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya zoonosis dan menjaga kebersihan lingkungan.
Referensi
Sievers, B. L., Hyder, S., Claes, F., & Karlsson, E. A. (2024). Ingrained: Rice farming and the risk of zoonotic spillover, examples from Cambodia. One Health, 18, 100696.
Penulis: Nedya Ardhania Tim KKN-PPM UGM 2025